Welcome

Welcome to this blog!

Di blog ini Anda dapat mencari artikel-artikel, materi pelajaran bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia dan Bahasa Indonesia untuk SMP dan SMA.
Anda juga dapat mencari link sekolah maupun perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri. Seperti misalnya Universitas California, MIT dan sebagainya.
Anda juga dapat mendapatkan informasi tentang bea siswa dalam dan luar negeri.
Bagi yang memiliki materi yang ingin ditayangkan di blog ini kirimkan ke E-Mail saya intankierana@gmail.com .

Terima kasih.

Intan Kirana

Selasa, 31 Mei 2011

Limbah cair industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran



Zat organik yang terkandung dalam limbah cair industri pangan akan mengalami oksidasi sehingga dapat menurunkan kadar oksigen dari perairan. Kadar oksigen dalam air yang sering kita sebut DO (dissolved Oxygen). DO yang rendah dapat membahayakan komunitas air seperti ikan atau organisme yang lain. Banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri aerob untuk mengurai limbah organik disebut BOD ( Biological Oxygen Demand). Bila BOD terlalu tinggi akan menimbulkan bau yang tidak sedap karena oksidasi berlangsung tanpa oksigen atau anaerob. Oksidasi anaerob ini akan menghasilkan gas NH3, CH4, dan H2S.

Limbah cair industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan. Jumlah dan karakteristik air limbah industri bervariasi menurut jenis industrinya. Contohnya adalah industri tahu dan tempe. Industri tahu dan tempe mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3.000 – 5.000 Liter. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu. Pada Tabel 1 dapat dilihat bagaimana karakteristik pencemar yang berasal dari limbah pabrik tahu.

Pada umumnya penanganan limbah cair dari industry ini cukup ditangani dengan system bilogis, hal ini karena polutannya merupakan bahan organic seperti karbohidrat, vitamin, protein sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan secara biologis. Tujuan dasar pengolahan limbah cair adalah untuk menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-kadang juga untuk penyisihan unsur hara (nutrien) berupa nitrogen dan fosfor.

Diambil dari :berbagai sumber

Kamis, 14 April 2011

Virtapay : A New Online Paynment Processor

Service Description

VirtaPay is a new online payment processor due to launch sometime in 2011. VirtaPay was formerly known as Paybox. It is going to be an online currency and payment processor to make buying and selling easier, safer and secure for everyone.

They are in pre-launch right now. The website is not fully functional yet. It doesn't cost anything to join, and you can join now.

Detailed Overview

VirtaPay is an online payment processor where people will be able to send money to others and use it to purchase items within the VirtaPay website. You cannot withdraw the money for your own use. Maybe once the website takes off, they will make withdrawing the money available. I personally do not think people are going to use it as a payment processor if they cannot have access to their money.

VirtaPay will be a competitor of the world's largest payment processor which is owned by the biggest online auction website. Companies who have come up with a similar concept usually fail eventually.

By joining, it costs nothing. When you join, you will receive $25 VirtaPay money in your account. You can refer people and make $10 for every referral who joins with your affiliate link.

Once you join, they encourage you to remain active and participate in reading their blog, participating in surveys and doing other tasks.


For sign up click here

Senin, 11 April 2011

Duh, Fukushima

Radiasi Reaktor Nuklir Fukushima Dikabarkan Melonjak

Senin, 14 Maret 2011 13:29 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO - Tingkat radiasi di sekitar reaktor pembangkit tenaga nuklir Fukushima nomor 2 yang mengalami ledakan hidrogen kini telah melonjak naik. Demikian kata para pejabat pemerintah Jepang.

"Latar belakang radiasi telah meningkat secara tidak jelas," kata pejabat Kementerian Ekonomi.

Sebanyak tiga orang yang bekerja untuk mendinginkan reaktor tersebut cedera. Tujuh lainnya hilang menurut laporan perusahaan pengelola pembangkit listrik, Tokyo Electric Company.

''Reaktor tersebut tidak rusak akibat ledakan,'' kata Sekretaris Kabinet Jepang, Yukio Edano. Ledakan serupa terjadi di reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir nomor 1 pada Sabtu (12/3). Sementara, tingkat radiasi juga tidak signifikan menjadi lebih tinggi dari biasanya.

Selain itu, sebanyak sepuluh ribu orang diperkirakan tewas akibat gempa bumi dahsyat dan tsunami yang melanda Jepang pada Jumat.

Rabu, 06 April 2011

Contoh Perubahan Kata dalam Bahasa Inggris

Di bawah ini beberapa contoh perubahan kata dalam bahasa Inggris.

Verb + ion --> Noun
act -->action
aggress --> aggression
cooperate --> cooperation
generate --> generation
implicate -->implication
operate -->operation
progress -->progression
react -->reaction
regress -->regression
validate -->validation


Verb + er/or(ress) --> Noun
act -->actor
act -->actress
conduct -->conductor
cut -->cutter
direct -->director
direct -->directress
hunt -->hunter
hunt -->huntress
keep -->keeper
play -->player



Verb + ing --> Noun (Gerund)
run -->running
sing -->singing
swim -->-->swimming
teach -->teaching
train -->training



Verb + ant --> Noun
account --> accountant
assist -->assistant
attend -->attendant
dist -->distant
operate --> operant
participate -->participant
pollute -->pollutant
serve -->servant




Verb + ive --> Adjective
act -->active
collect -->collective
derivate --> derivative
product --> productive
progress --> progressive
prospect --> prospective
select --> selective



Verb + ment--> Adjective
agree --> agreement
announce --> announcement
apart -->apartment
commit --> commitment
depart --> department
imply -->implement
invest --> investment
place --> placement
state --> statement
supply --> supplement


Adjective + ity --> Noun
able --> ability
active --> activity
capable --> capability
captive --> captivity
collective --> collectivity
creative --> creativity
inactive --> inactivity
passive --> passivity
productive --> productivity
stabile --> stability


Adjective + ness --> Noun
bright --> brightness
dark --> darkness
happy --> happiness
holly --> holiness
kind --> kindness
lonely --> loneliness
lovely --> loveliness



Adjective + ly --> Adverb
angry --> angrily
beautiful --> beautifully
careful --> carefully
deep --> deeply
happy --> happily
high --> highly
nice --> nicely
slow --> slowly


Noun + y --> adjective
cloud --> cloudy
dirt --> dirty
mood --> moody
oil --> oily
rainy --> rainy
rock --> rocky
sand --> sandy
sun --> sunny
water --> watery


Noun + ful --> Adjective
bag --> bagful
beauty --> beautiful
boast --> boastful
box -->boxful
care -->careful
grate -->grateful
hand -->handful
mouth -->mouthful
plate -->--> plateful
skill --> skillful
spoon --> spoonful
thank --> thankful


Noun + less --> Adjective

care --> careless
effort --> effortless
fire --> fireless
harm --> harmless
home --> homeless
time --> timeless
top ---->> topless
water --> waterless
wire --> wireless

Noun + al --> Adjective
face --> facial
form --> formal
fundament --> fundamental
instrument instrumental
music --> musical
norm --> normal
radix --> radical
space --> spatial

Noun+ous --> Adjective
danger --> dangerous
fiber --> fibrous
glamour --> glamorous
number --> numerous

Noun + ic --> Adjective

base --> basic
class --> classic
economy --> economic
energy --> energetic
logy --> logic
psychology --> psychologic
state --> static

Noun +ist --> Noun
biology --> biologist
dent --> dentist
economy --> economist
pharmacy --> pharmacist
physiology --> physiologist
psychology --> psychologist



Noun +--> nese --> Noun
Bali --> Balinese
China --> Chinese
Japan --> Japanese
Java --> Javanese
Sunda --> Sundanese

Noun + an --> Noun
Asia --> Asian
Australia --> Australian
Brasilia -->Brasilian
Indonesia -->Indonesian
Mexico --> Mexican
Papua -->Papuan

Senin, 04 April 2011

TEKNOLOGI HIJAU SEBAGAI SOLUSI BIJAK UNTUK MENGATASI KRISIS ENERGI

Oleh: Intan Kirana

Sumber Gambar : http://probaway.wordpress.com/page/2/

Tsunami yang terjadi satu jam setelah gempa laut Sendai pada Jumat 11 Maret 2011 pukul 14:46 mengakibatkan PLTN Fukushima Daiichi menjadi ancaman radiasi nuklir yang berbahaya. Meskipun belum mencapai 7 skala INES seperti di Chernobyl, namun 4 skala INES yang kemudian meningkat menjadi 5 skala INES pada tanggal 18 Maret 20111) merupakan ancaman bagi manusia. Bukan saja penduduk sekitar Fukhusima yang terancam. Seluruh penduduk di dunia ini terancam.

Sumber Gambar :http://www.greenpeace.org/raw/image_full/australia/admin/image-library2/japan-nuclear-disaster-fukushi.jpg

Di Jerman jejak radiasi akibat meledaknya reaktor Fukushima juga telah terdeteksi.2) Sementara itu materi radiasi berupa iodine 131 dan xenon 133 juga terdeteksi di Cina dan Las Vegas Nevada.3) Radiasi Fukushima tidak saja membahayakan manusia secara langsung tetapi juga menimbulkan kontaminasi pada tanaman dan hewan yang dikonsumsi manusia. Sayuran dan susu yang diproduksi di Ibaraki dekat Fukushima dipastikan terkontaminasi radiasi.4) Demikian pula air tanah maupun air laut. Radiasi air laut Jepang meningkat hingga mencapai 4.385 kali lebih tinggi dari standar aman.5) Sementara sampai saat ini pemerintah Jepang bersama ahli nuklir sedunia belum berhasil untuk mengatasi kerusakan reaktor Daichi tersebut. Dan kita semua was-was akan paparan radioaktif yang terus meningkat dan menyebar.

Bencana Fukushima ini menggugah trauma kita pada malapetaka Chernobyl yang terjadi pada tanggal 26 April 1986. Menurut catatan Greenpeace lebih dari 200.000 nyawa melayang dalam bencana yang mencapai 7 skala INES itu.6) Dan siksaan ini masih berlanjut sampai kurun waktu yang panjang bagi korban-korban cacat fisik dan mental maupun kerusakan genetik akibat terkontaminasi radiasi.

Sumber Gambar : http://reyzhasetya.blogspot.com/2010/11/sejumlah-korban-tragedi-chernobyl.html

Sumber Gambar : http://budiagency.blogdetik.com/files/2011/03/cchheebbllchernobyl_2004-1.jpg

Efek paparan radiasi nuklir baik secara langsung maupun tidak langsung sangat mengerikan. Pada tingkat radiasi 100 Rems jumlah limfosit darah berkurang sehingga sistim kekebalan tubuh akan berkurang, korban akan rentan terhadap penyakit. Pada radiasi 200 Rems menimbulkan kerontokan rambut, kerusakan saluran pencernaan, saluran reproduksi. Pada 500 Rems merusak otak, jantung, sel syaraf dan menyebabkan kejang dan kematian mendadak.

Yang tidak terpapar langsung tetapi mengkonsumsi bahan makanan yang terpapar radio aktif akan terkena efek paparannya. Orang yang mengkonsumsi Yodium radioaktif mengalami kerusakan pada kelenjar gondok. Terpapar radioaktif dalam jangka panjang mengalami perubahan genetik yang berpengaruh pada faktor keturunan. Penderita paparan radioaktif di Chernobyl banyak yang menurunkan anak cacat fisik ataupun mental. Mengerikan.


Kita dapat membayangkan, bila PLTN demi PLTN mengalami bencana, tidak ada lagi tempat di bumi ini yang bebas dari kontaminasi radiasi. Manusia di planet bumi kita ini akan terpapar radioaktif dengan akibat yang mengerikan. Bahkan mungkin menjadi manusia dalam bentuk mutant karena mengalami mutasi genetika akibat radiasi. Itu yang masih dapat bertahan hidup, yang tidak, akan musnah. Lalu musnah pulalah peradapan manusia ini. Dan tepatlah bila pada saat ini kita katakan kiamat memang sudah dekat. Kiamat akibat kecerobohan manusia. Kiamat yang dipicu oleh kerakusan manusia untuk memenuhi kebutuhan energi pengganti minyak fosil dengan teknologi nuklir setengah matang tanpa memikirkan kelan gsungan hidup generasi manusia selanjutnya.

Kita semua mema ng tahu bahwa dunia sedang dililit oleh krisis energi karena cadangan energi min yak fosil dunia hampir habis. Menurut Y Paonganan, Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute, energi minyak Indonesia diperkirakan hanya sampai 25 tahun mendatang.7) Sehingga kebutuhan terhadap energi alternatif memang sangat mendesak.

Namun pengembangan teknologi nuklir sebagai solusi krisis energi bukan solusi yang tepat. Walaupun bahan baku Uranium melimpah, tenaga ahli juga sudah banyak, pembangkit energi nuklir atau yang kita kenal sekarang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sangatlah riskan. Sedikit ceroboh saja dalam perencanaan dan pemanfaatannya akan berakibat fatal. Belum ada teknologi di dunia ini yang sanggup mengatasi bencana seperti di Chernobyl maupun Fukushima secara aman. Negara-negara yang mempunyai kem ampuan teknologi sangat canggih seperti Rusia , Jepang, bahkan Amerika belum mampu sepenuhnya.

Mungkin dengan teknologi nuklir kebutuhan en ergi untuk sesaat terpenuhi. Karena untuk energi sebesar 1.000 megawatt, cukup dengan 1 unit reaktor nuklir.8) Tetapi bila terjadi k esalahan teknis, kecerobohan operator atau kecelakaan karena benc ana alam, siapa yang menanggung risikonya? Keselamatan ribuan bahkan jutaan jiwa penduduk sekitar reaktor dipertaruhkan. Pada hal kita tahu bahwa Indonesia berada pada ring of fire dan patahan-patahan yang sebentar-sebentar berisiko gempa. Sehingga pada saat ini kurang bijaksanalah apabila kita ngotot untuk meneruskan pembangunan pem bangkit listrik tenaga nuklir. Untuk membangun PLTN yang tidak berisiko masih memerlukan riset yang sangat panjang. Sehingga sebaiknya kita kesam pingkan dulu dan berupaya untuk mencari solu si krisis energy dengan energi alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan.

Alternatif untuk energi hijau yang terbarukan dan ramah lingkung sebetulnya masih banyak. Air, sinar matahari, angin dan bioenergi tersedia melimpah ruah di bumi Indonesia ini. Dan sekaligus energi yang dihasilkan ramah lingkungan, tidak merusak lapisan ozone dan akan mengurangi pemanasan global.

Energi Air. Pembangkit energi air di darat dap at berupa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas besar yang dibangun di waduk-waduk maupun pembangki t listrik mikrohidro dengan kapasitas kecil yang dibangun di sungai-sungai dekat pemukiman penduduk. Untuk penge mbangan pembangkit listrik mikrohidro dapat dilakukan oleh masyarakat secara swadaya maupun dengan dana dari pemerintah.Pem bangkit energi laut dapat berupa pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLPS), pembangkit listrik tenaga panas laut ( PLPL) dan pembangkit listrik tenaga ombak (PLTO).

Energi Surya. Dalam pembangkit listrik tenaga surya (PLT S) sinar matahari diterima oleh panel-panel surya y ang dapat membangkitkan listrik, kemudian listrik ini ditampung agar dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Walaupun beaya untuk pembangkit listrik tenag a surya ini masih cukup mahal, untuk ukuran sekarang adalah $ 8 U S hingga $ 10 US untuk setiap wattnya, namun dengan berkembangnya t eknologi pengolahan pasir kwarsa menjadi lembaran monocrystaline dan polycrystalineI untuk panel surya, di masa mendatang beayanya akan lebih murah. Bahan baku pasir kwarsa sangat mel impah di negeri ini. Tenaga ahli sudah banyak. Tinggal menunggu kemalasan untuk berproduksi sen diri. Cina yang dulu mengimpor panel-panel surya dari Amerika sekarang sudah memproduksi sendiri dengan biaya yang lebih murah. Yang jelas listrik tenaga surya merupakan energi yang tidak ada habisnya, kecuali kiamat.

Energi Angin. Energi angin dapat kita bangun di daerah-daerah pertanian atau pantai yang memiliki banyak angin. Energi angin mikro dapat dipasang di rumah-rumah dengan memasang baling-baling atau turbin angin untuk mengasilkan listrik rumahan yang berskala kecil. Listrik tenaga angin ini dapat digabungkan dengan listrik energi surya.

Bioenergi. Bioenergi dapat berupa biodiesel, bioetanol, atau biogas. Bioenergi dapat di produksi secara besar-besaran maupun dapat diproduksi dalam skala rumah tangga. Untuk memproduksi bioetanol dengan unit usaha rumah tangga dapat melakukannya dengan teknologi fermentasi dan destilasi dengan peralatan sederhana. Agar tidak mengganggu ketahanan pangan nasional, produksi bioetanol dengan teknologi generasi pertama, dapat diupayakan untuk memilih bahan baku yang bukan bahan pangan. Teknologi bioetanol generasi kedua harus segera dikembangkan. Teknologi ini mampu memproduksi biodies el atau bioetanol, dari bahan lignoselulosa, seperti jerami, sekam, batang jagung , batang pisang , kertas bekas dan sisa-sisa kayu.

Sumber Gambar : http://www.koran-jakarta.com/gambarberita/2010-04-10/Rona/Kuantum/GambarBeritaKoranJakarta20100409195437.jpg

Mikroalga adalah bahan baku dari minyak fosil yang karena proses selama jutaan tahun menjadi minyak fosil yang kita gunakan saat ini. Namun sekarang ada revolusi teknologi untuk memproses mikroalga ini dalam waktu singkat. Teknologi ini akan mengubah mikro alga melalui proses ekstrasi dan esterifikasi menjadi bioenergi. Kita memiliki laut yang sangat luas sehingga potensi pengembangan mikroalga sangat berlimpah. Peneliti- peneliti pengembangan mikroalga menjadi energi seperti Mujizat Kawaroe dari Institute Pertanian Bogor 9) jangan sampai diserobot orang India, Cina, Malaysia atau Singapura.10)

Sebagai penutup, perlu kita tekankan bahwa energi nuklir sebagai pengganti energi fosil bukanlah solusi yang bijak. Energi nuklir masih sangat riskan untuk saat ini. Bencana Chernobyl dan Fukushima merupakan pelajaran berharga bagi kita untuk menyadari bahwa penggunaan energi nuklir masih memerlukan riset panjang untuk menciptakan reaktor tidak berisiko bagi kehidupan manusia. Demi kelangsungan hidup dan peradapan manusia kita perlu mencari solusi bijak dengan mengembangkan teknologi hijau untuk menghasilkan energi yang terbarukan dan ramah lingkungan seperti energi air, matahari, angin, dan bioenergi.

Agar generasi selanjutnya tidak terjebak dengan solusi yang tidak bijak , arogan, yang dipicu oleh kerakusan dan rela mengorbankan kelangsungan kehidupan manusia, Green Technology minded atau kegandrungan pada teknologi hijau ini harus kita budayakan pada generasi muda kita sejak kanak-kanak, remaja, hingga dewasa, baik melalui pendidikan formal, masyarakat, maupun keluarga. Go Green Forever!

Sumber:

1. http://us.detiknews.com/read/2011/03/21/113040/1597270/159/pltn-energi-besar-risiko-tinggi

2. http://www.antaranews.com/berita/251248/radiasi-nuklir-fukushima-ditemukan-di-jerman

3. http://www.tempointeraktif.com/hg/asia/2011/03/27/brk,20110327-323154,id.html

4. http://www.today.co.id/read/2011/03/20/18331/susu_dan_sayur_bayam_pengungsi_jepang_tercemar_radiasi

5. http://international.okezone.com/read/2011/03/31/413/440932/radiasi-di-laut-jepang-4-385-kali-lebih-tinggi

6. http://en.wikipedia.org/wiki/Chernobyl_disaster

7. http://www.migas.esdm.go.id/tracking/berita-kemigasan/detil/258056/Ocean-Energy,-Solusi-Krisis-Energi

8. http://equilibrium.fe.ugm.ac.id/Berita-UGM/meski-berisiko-energi-nuklir-tetap-diperlukan.php

9. http://pijartalenta.blogspot.com/2011/01/mikro-alga-sebagai-blue-energy.html

10. http://www.kkp.go.id/index.php/data/c/27/275/bahan-bakar-bernama-mikroalga

Kamis, 31 Maret 2011

Sumbu Bumi Bergeser 14 cm akibat gempa di Jepang

i
Quantcast


Bumi berputar mirip gasing. Memiliki sumbu tetapi sumbu bumi ini tidak tetap tetapi bergoyang. Perhatikan bumi yang berputar ini, perhatikan bahwa banyak pulau di belahan Utara dibandingkan belahan Selatan. Sehingga bumi ini tidak benar-benar memiliki bentuk yang seperti bola, tapi lebih mirip sebuah gasing.

:( “Pakdhe, Jadi tidak seperti elips ya ?”

:D “Thole, belahan bumi utara lebih banyak benuanya ketimbang yang selatan, kan ?”

Bentuk bumi inilah yang menyebabkan bumi memiliki perilaku gerakan seperti gasing. Ada sumbu berputarnya, juga ada sudut yang membentuk sudut dengan garis edar revolusi dengan matahari, serta memiliki perubahan sumbunya yang dikenal dengan gerakan goyangan atau wobble.

Chandler Wobble (Goyangan Chandler)

The Chandler Wobble adalah gerakan kecil di sumbu rotasi bumi relatif terhadap permukaan bumi, yang ditemukan oleh astronom Amerika Seth Carlo Chandler pada tahun 1891. Besaran goyangan ini sekitar 20 kaki (9 meter) di permukaan bumi dan memiliki jangka waktu 433 hari. Goyangan ini menggabungkan dengan goyangan lain dengan jangka waktu satu tahun sehingga gerak kutub total bervariasi dengan jangka waktu sekitar 7 tahun. Chandler Wobble (Goyangan Chandler) adalah contoh dari jenis gerak yang dapat terjadi untuk benda berputar yang tidak berbentuk bola, ini disebut angguk kepala bebas (Free Head). Sangat mirip dengan gasing kalau. Agak membingungkan memang, arah putaran bumi sumbu relatif terhadap bintang-bintang juga bervariasi dengan periode yang berbeda, dan ini gerakan (yang disebabkan oleh daya tarik pasang surut Bulan dan Matahari) juga disebut nutations, kecuali untuk paling lambat, yang merupakan presesi equinoxes.

PErhatikan bumi yang berputar, dan lihatlah bagaimana bumi berputar tidak secara tegaklurus pada porosnya. Penggambaran ini merupakan penggambaran perputaran rotasi bumi terhadap revolusi bumi.

:( “Pakdhe rotasi itu perputaran bumi pada porosnya, sedangkan revolusi itu perputaran bumi mengelilingi matahari, kan ?”

Rotasi dan Goyangan Sumbu Bumi.

Sumbu inersianya berubah 14 cm

Menurut Earth Observation Center perkiraan pertama mereka dari megaquake Honshu, Pantai Utara Jepang, pada 05:46 UT pada gerakan polar (sumbu axial). Menurut solusi momen tensor USGS awal dan model dislokasi Dahlen’s (1973), sumbu utama inersia telah berpindah sekitar 14 cm di permukaan bumi pada arah 135 ° BT. Efekini diperkirakan lebih besar dari efek gempa Cabe (Februari 2010) dan gempa Sumatra (Desember 2004). Hal ini dapat diamati sebagai langkah dalam fungsi eksitasinya, dideduksi dari penentuan koordinat kutub tentunya dengan perhitungan geodesi ruang yang cukup rumit. Tetapi langkah perpindahan tersebut bisa tidak dilihat dari proses hidro-meteorologis umum. (ditulis oleh Christian BIZOUARD, IERS Pusat EOP). Sumber data : Earth Orientation Center

Sumbu perputaran (Axial) dari bumi inilah yang diperkirakan telah bergeser sebesar 14 cm akibat gempa di Jepang 11 Maret 2011, kemarin. Pergeseran ini lebih besar dari pergeseran ketika gempa Aceh 2004, karena Aceh berada di Katulistiwa. Sedangkan Jepang berada dekat dengan kutub utara. Dengan demikian goyangan yang lebih kecil mampu menggeser sumbu perputaran bumi lebih besar.

Apa pengaruhnya dengan bumi ?

Titik pusat perputaran bumi di Kutub Utara telah tercatat bergerak sepanjang masa.

Perubahan titik sumbu ini sudah dipelajari sejak lama. Bahkan diketahui sumbu utara bumi ini telah berubah-ubah atau bergerak seperti diketahui disebelah ini.

Dengan demikian kita tahu bahwa bumi memang berputar secara rotasi, revolusi, juga memiliki sumbu yang miring antara revolusi dan rotasi. Namun juga sumbu perputaran bumi bergoyang-goyang mirip gasing.

Rumit ya perputaran bumi itu ? Secara teoritis gerakan ini dikenal dengan gerakan gyroscopic seperti diatas itu.

Jadi sumbu rotasi bumi memang selalu berubah-ubah, namun terjadi percepatan perubahan sumbu ini karena gempa Jepang 2011 ini sebesar 14 cm.

From :http://rovicky.wordpress.com

Sabtu, 12 Maret 2011

Selasa, 01 Maret 2011

Bioetanol Generasi Kedua

Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam kekayaan alam terbarukan sangat berpotensi menghasilkan bioenergi. Namun, dalam pengembangannya, bahan bakar hayati yang dihasilkan menggunakan banyak biomassa yang dapat digunakan sebagai bahan pangan. Bioetanol, misalnya, masih dibuat dari bahan berpati dan bergula yang merupakan bahan pangan. Hal ini akan berdampak buruk bagi penyediaan pangan. Jika BBN terus menerus dibuat dari bahan pangan, akan terjadi persaingan frontal antara penyediaan pangan dan energi.
Untuk menghindari persaingan tersebut, telah dikembangkan teknologi Bahan Bakar Nabati (BBN) generasi kedua. Teknologi BBN generasi kedua adalah teknologi yang mampu memproduksi BBN, seperti biodiesel atau bioetanol, dari bahan lignoselulosa. Jika kita membudidayakan tanaman apapun, termasuk tanaman pangan (untuk menghasilkan gula, pati, minyak-lemak, dan sebagainya), bahan yang diproduksi terbesar oleh tanaman adalah lignoselulosa. Jika hasil-hasil pertanian dan perkebunan dipanen, bahan lignoselulosa akan tertinggal sebagai limbah pertanian atau sisa penggunaan tanaman dan biasanya kurang termanfaatkan. Hal ini menyebabkan lignoselulosa berpotensi digunakan sebagai bahan mentah produksi BBN.
Lignoselulosa mengandung tiga komponen penyusun utama, yaitu selulosa (30-50%-berat), hemiselulosa (15-35%-berat), dan lignin (13-30%-berat). Salah satu BBN yang dapat dihasilkan dari lignoselulosa adalah bioetanol generasi kedua. Proses konversi lignoselulosa menjadi bioetanol terjadi melalui tiga tahap dasar, yaitu:
1. Pengolahan awal atau delignifikasi, agar selulosa dapat dicapai oleh enzim selulase dan air,
2. Hidrolisis dengan enzim khusus, dan
3. Fermentasi menjadi etanol.



Skema ideal pemanfaatan bahan lignoselulosa untuk memproduksi bioetanol

Selulosa dapat dihidrolisis menjadi glukosa dengan bantuan enzim selulase atau, tetapi umumnya tak dipilih, dengan bantuan asam. Hemiselulosa dapat dihidrolisis menjadi pentosa (terutama xilosa) dan heksosa (minor) dengan bantuan asam encer atau enzim hemiselulase.
Glukosa dan heksosa lain dapat difermentasi menjadi etanol oleh ragi Saccharomyces cerevisiae dengan reaksi :
C6H12O6 –>2 C2H5OH + 2 CO2
Xilosa dan pentosa lain dapat difermentasi menjadi etanol oleh ragi yang sesuai (seperti Pichia stipitis) dengan mekanisme reaksi :
3 C5H10O5 –> 5 C2H5OH + 5 CO2
atau dikonversi menjadi produk lain (xilitol, furfural, dan lain-lain).




Skema lain pemanfaatan bahan lignoselulosa untuk memproduksi bioetanol

Teknologi bioetanol generasi kedua sedang intensif dikembangkan, terutama oleh Amerika Serikat. Pabrik-pabrik demonstrasi juga sudah dan sedang didirikan di berbagai lokasi di Amerika Utara (antara lain oleh Celunol Corp dengan kapasitas 200 ribu m3/tahun di Louisiana).
Pabrik BBN (generasi kedua) ini tak mungkin berskala amat besar (seperti kilang minyak bumi) karena akan terkendala biaya pengumpulan bahan mentah. Namun, kombinasi kedahsyatan biodiversitas, ketersediaan lahan dan juga tenaga kerja membuat Indonesia berpotensi menjadi salah satu sentra produksi BBN dunia.

Referensi:
Slide Kuliah Teknologi Kemurgi oleh Dr. Tatang Hernas Soerawidjaja
http://majarimagazine.com

Kamis, 24 Februari 2011

Pembatasan BBM : Pemerintah belum siap

Pemerintah mengaku 'menyerah' dan belum siap untuk melakukan kebijakan pembatasan konsumsi BBM subsidi di April 2011. Alasannya, harga minyak sedang melonjak tinggi serta belum siapnya SPBU di Jabodetabek.

"Pembatasan itu dilakukan dengan asumsi-asumsi suatu kajian yang dilakukan oleh UI dan kemudian dilakukan kajian lagi ICP (harga minyak) berapa. Nah melihat perkembangan harga yang begitu tinggi saat ini dan dorong inflasi, dan tergantung kesiapan Jabodetabek dan sebagainya, dan ada baiknya kiat tunda itu," tutur Menko Perekonomian Hatta Rajasa ketika ditemui di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (24/2).
Namun Hatta tak mau dibilang mencla-mencle atau tidak tegas karena batalnya kebijakan pembatasan konsumsi BBM subsidi ini.

"Kita harus realistis, dan bukan kita tidak tegas atau mencla mencle, tapi kita harus cari solusi untuk rakyat kita. Kita harus sesuaikan itu," kata Hatta.


Hatta menjelaskan pemerintah tetap akan berbicara dengan DPR setelah kajian pembatasan BBM subsidi ini selesai.


Karena itu, bisa jadi pembatasan premium yang rencananya mulai dilakukan di Jabodetabek mulai 1 April 2011 akan mundur, akibat situasi perekonomian yang belum kondusif.


Subsidi Bengkak Rp 5 Triliun


Ditundanya kebijakan pembatasan BBM subsidi dari rencana awal di April 2011 berpotensi menaikkan dana subsidi BBM sebear Rp 3-5 triliun dalam setahun.


Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/2).


"Kalau ditunda akan memberikan tekanan subsidi Rp 3-5 triliun dalam setahun," kata Agus
Agus mengatakan, kajian pembatasan BBM subsidi ini akan didiskusikan pemerintah bersama Pertamina dengan Komisi VII DPR. Namun yang pasti, kata Agus, jika dalam kajiannya ternyata kebijakan ini tak layak dan tak efektif, maka akan ditunda pelaksanaannya.


"Kalau dari Kemenkeu adalah menjadwalkan adanya pembatasan ini. Jadi program BBM subsidi tidak lebih dari 38 juta KL," jelas Agus.


"Yang jelas, komitmen kita yang berhak menerima subsidi adalah masyarakat berpenghasilan rendah, karena saat ini justru banyak masyarakat menengah ke atas yang menerima itu," kata Agus.


Agus mengatakan, saat ini pemerintah memang sangat waspada dengan krisis politik di Timur Tengah yang terus mendongkrak harga minyak dunia. Apalagi produksi atau lifting minyak mentah Indonesia masih melempem.

Dari :http://www.harian-global.com


Sabtu, 22 Januari 2011

Mikro Alga sebagai Blue Energy

Peneliti Indonesia, Mujizat Kawaroe melakukan penelitian terhadap mikroalga sebagai senyawa dasar pembentuk bahan bakar blue energy. Ia menemukan potensi sumber energi dalam mikroalga atau ganggang mikro, yang selama ini dikenal sebagai salah satu bahan dasar produk kosmetik atau farmasi. Namun, di tangan Mujizat, tumbuhan paling primitif berukuran renik ini baik sel tunggal maupun koloni disulap menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi, yakni sebagai sumber energi terbarukan.



Ketertarikan Mujizat untuk melakukan riset terhadap mikroalga dimulai dua tahun lalu, tatkala pemerintah sedang giat-giatnya meneari energi alternatif. Sebagai seorang yang berkecim-pung di bidang kelautan, Mujizat lantas tergerak untuk menyumbangkan pemikirannya.


Melalui penelusuran literatur, diketahui bahwa bahan bakar minyak dan gas yang ada di dalam perut bumi juga berasal dari tumbuhan yang telah memfosil. Sebagai dosen mata ajaran tumbuhan laut.Mikroalga banyak mengandung lipid atau minyak organik. Dalam salah satu lipid mikroalga ini terdapat hidrokarbon, yaitu senyawa dasar pembentuk bahan bakar. Kandungan lipid dalam mikroalga adalah sebesar 20 persen.



Jumlah lipid dalam mikroalga memang masih bisa ditingkatkan dengan cara rekayasa genetis. Dalam beberapa penelitian terhadap mikroalga sebelumnya, rekayasa genetis bisa meningkatkan lipid hingga 50 persen. "Tapi penelitian itu bukan bertujuan mencari bioenergi," ucap Mujizat.



Mikroalga merupakan tanaman yang paling efisien dalam menangkap dan memanfaatkan energi matahari dan C02 untuk keperluan fotosintesis. Selain itu, C02 dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas. Keberadaan mikroalga sangat membantu dalam pencegahan terjadinya pemanasan global.C02 dari industri daripada terbuang begitu saja lebih baik ditampung dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroalga ini



Terdapat empat kelompok mikroalga yang sejauh ini dikenal di dunia, yakni diatom (Bacillariophyceae), gang-gang hijau (Chlorophyceae), ganggang emas (Chrysophyceae), dan ganggang biru (Cyanophyceae). Keempat kelompok mikroalga tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku bioenergi. Di Indonesia sendiri ada ratusan jenis mikroalga.



Mujizat melakukan penelitian kandungan senyawa bioaktif mikroalga yang ideal sebagai bahan baku bioenergi, antara lain dari jenis chlorella dan dunaliella. Keduanya memiliki kan-dungan lemak tinggi, adaptif terhadap perubahan lingkungan, dan cepat laju pertumbuhannya. Chlorella memiliki kandungan lemak 14 hingga 22 persen dan karbohidrat 17 persen. Dunaliella memiliki kandungan lemak 6 persen dan karbohidrat 32 persen.



Dalam penelitian lain diketahui bahwa minyak mentah mikroalga (crude alga oil) ternyata mengandung isochrysis galbana (20-35 persen) dan nanno-chloropsis oculata (31-68 persen). "Jadi, yang besar adalah jenis nano, karena memiliki kandungan lemak yang tinggi. Ini sangat menggembirakan," ujar Mujizat.

(From : http://www.greenmining.or.id)

Scientists developing clean energy systems from micro-algae

An international consortium established by an Australian scientist is developing a clean source of energy that could see some of our future fuel and possibly water needs being

Associate Professor Ben Hankamer, the Institute for Molecular Bioscience (IMB) at The University of Queensland, has established the Solar Bio-fuels Consortium which is engineering green algal cells and advanced bio-reactor systems to produce bio-fuels such as hydrogen in a CO2-neutral process.

“The development of clean fuels to combat climate change and protect against oil price shocks is an urgent challenge facing our society,” said Associate Professor Hankamer, who co-directs the Consortium with Professor Olaf Kruse from the University of Bielefeld in Germany.

“Many countries are already aiming to replace 10 to 20 percent of their existing energy production capacity with CO2-neutral energy systems by 2020. But this is very likely not nearly enough.

“Some reports indicate that 50-66 percent of current energy production capacity may have to be CO2-free by 2020 to avoid the worst effects of climate change. This will be very hard to achieve and we need new technologies to do so.”

Fuels make up about two-thirds of the energy market, yet most low-CO2 emission technologies, such as nuclear power and clean coal technology, target the electricity market. In contrast, the solar bio-hydrogen process uses solar-powered bioreactors filled with single-celled algae to produce hydrogen from water.

Algae naturally capture sunlight and use its energy to split water (H2O) into hydrogen and oxygen, however this process is not efficient enough to make it commercially viable.

The Consortium uses this natural reaction, but is developing ways of enhancing its efficiency to a level where the process will be economically viable. This will be done with the help of a $286 000 Australian Research Council grant received last week.

“We have conducted detailed feasibility studies that show that, once key technical milestones are overcome, this technology could achieve economic viability, which will increase further with the introduction of carbon trading schemes and the predicted rise in the oil price,” Associate Professor Hankamer said.

“We have focused on micro-algae as a source of hydrogen because they have several advantages over traditional bio-fuel crops.”

One major advantage, especially in drought-stricken countries like Australia, is that hydrogen can be produced from salt water. Marine and salt-tolerant algae can extract hydrogen and oxygen from seawater and on combustion these gases produce fresh water and electricity, which can be fed into the national grid. Consequently, clean energy production can theoretically be coupled with desalination.

This is by no means the only advantage. One of the current concerns about traditional bio-fuel crops is that they will compete with food production for arable land and water. In contrast, algal bioreactors can be placed on non-arable land and use much less water than conventional bio-fuel crops.

“This opens up new economic opportunities for arid regions and eliminates competition with agricultural crops or rainforest regions which are increasingly being used to plant oil palms for bio-diesel production,” Associate Professor Hankamer said.

“Algae also have a very short life cycle and can be harvested every one to ten days rather than once or twice a year, increasing yield.”

One other major benefit of the hydrogen production process is that it absorbs CO2.

“We are therefore starting to investigate whether our hydrogen producing systems can be linked to conventional power stations to sequester CO2 which would otherwise be released into the atmosphere”, said Associate Prof Hankamer.

(From: http://www.physorg.com )


For more information on the Consortium please visit http://www.solarbiofuels.org .