Welcome

Welcome to this blog!

Di blog ini Anda dapat mencari artikel-artikel, materi pelajaran bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia dan Bahasa Indonesia untuk SMP dan SMA.
Anda juga dapat mencari link sekolah maupun perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri. Seperti misalnya Universitas California, MIT dan sebagainya.
Anda juga dapat mendapatkan informasi tentang bea siswa dalam dan luar negeri.
Bagi yang memiliki materi yang ingin ditayangkan di blog ini kirimkan ke E-Mail saya intankierana@gmail.com .

Terima kasih.

Intan Kirana

Sabtu, 30 Oktober 2010

Abu Merapi Membuat Mata Perih

Hari ini abu volkanik Gunung Merapi menyebar dimana-mana, bahkan hingga Kabupaten Bantul yang jauhnya 50Km dari puncak G Merapi. Banyak yang mengeluh pernafasan serta sakit mata.

:( “Pakdhe, sakjane apa bedanya debu biasa dengan abu gunungapi ?”

:D “Kita lihat saja cara terbentuknya, nanti dilihat apa perbedaanya”

Abu Volkanik

Secara geologis, abu volkanik adalah material batuan volkanik yang berasal dari magma panas dan cair yg membeku secara cepat. Batuan beku sejatinya kumpulan mineral yang membeku dan mengkristal dari magma cair. Karena membeku cepat maka magma ini tidak sempat mengkristal dengan baik. Karena tidak mengkristal dalam geologi material bekuannya disebut gelas. Ya mirip gelas kaca yang kita pakai itu.

Dibawah mikroskop abu volkanik ini memiliki bentuk yang runcing-runcing seperti dibawah ini.

Abu volkanik yang berupa butiran berujung runcing, terusun oleh mineral gelas tak berkristal.

Pedih dimata dan menganggu pernafasan.

Karena bentuknya yang runcing-runcing inilah tentunya kita tahu kalau material ini akan menganggu kesehatan. Perlu berhati-hati bila masuk ke mata, PAKAI MASKER dan kalau masuk ke mata JANGAN DIUCEK-UCEK !!

Untuk pengguna contact lens sebaiknya jangan pakai kontak lens dahulu untuk menghindari abrasive dari kornea mata. Gunakan kacamata yg lebih menutup supaya jangan sampai kelilipan.

Abu biasa akan berbentuk berbeda. dibawah ini abu pembakaran batubara, atau asap pembakaran batubara akan terlihat seperti ini:

Abu pembakaran batubara.

Tentunya terlihat jelas perbedaan antara abu volkanik dengan abu batubara.

Siram pakai air jangan dilap.

Tutplah barang-barang dari debu volkanik. Tutup mobil anda atau juga barang-barang yg mengkilap lainnya. Seandainya abu ini terkena bahan-bahan yang mengkilap termasuk kacamata anda jangan langsung dilap, tetapi guyurlah dengan air segera. Gelas ini kalau dilap akan berfunsi seperti amplas. Tentusaja akan mengurangi kilapnya barang-barang milik anda yg perlu juga dilindungi, kan ?

Merapi masih belum berhenti aktifitasnya, tetaplah waspada dan berhati-hati.

(From: Dongeng Geologi http://rovicky.wordpress.com)

Banjir Wasior

Berita bencana banjir bandang Wasior sangat mengagetkan. Berita soal pembalakan liar sering menjadi tuduhan pertama terjadinya banjir bandang terutama di daerah yang banyak hutannya. Wasior yang berada di pinggir lebatnya hutan Papua pun mengalami banjir bandang.

Apa sebenarnya banjir bandang itu.

Banjir bandang agak sedikit berbeda dengan bajir air biasa di Jakarta atau kota-kota Jawa Tengah akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo. Banjir bandang terjadi secara mendadak disertai aliran deras campuran batu, kayu serta batu kerikil dan lumpur.

Mekanisme serta bagaimana terjadinya longsor dapat dilihat dalam video disini Video longsoran yang mengubur 30 orang dan disini Melihat jenis-jenis longsoran dengan video

Dapat diketahui dengan sebuah pengamatan di lapangan.

Menurut catatan Bu Rita (Ketua Jurusan Teknik Geologi UGM), beberapa tahun sebelumnya, tercatat bencana banjir bandang pernah pula melanda beberapa wilayah di Indonesia, di antaranya terjadi di tempat wisata pemandian air panas Pacet di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada 11 Desember 2002 yang mengakibatkan 26 orang tewas dan 14 orang hilang. Di Lembah Sungai Jenebarang yang berada di lereng Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Goa, terjadi bencana yang sama pada 27 Maret 2004 hingga menewaskan 32 orang serta mengubur 12 rumah dan 430 hektare lahan. Begitu juga di bantaran Sungai Bahorok, Taman Wisata Bukit Lawang, yang berada di kaki Gunung Leuser, Sumatra Utara, terjadi bencana banjir pada 2 November 2003 yang mengakibatkan 151 orang tewas dan 100 orang yang hilang. Bahkan, di beberapa lembah/bantaran sungai di Kota Palu dan juga di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Januari 2006.

Mungkin ada yang masih ingat kejadian tahun lalu ketika di detik.com menceritakan munculnya danau yang tiba-tiba saja terisi air di Maluku. Cerita pembentukan danau itu sudah didongengkan disini : Danau Akibat Longsoran.

Terjadinya banjir bandang ini dapat dimengerti dengan pengamatan di lapangan seperti yang dilakukan Bu Rita, diman akhirny abeliau dapat menjelaskan bagaimana Banjir Bandang Wasior terjadi.

Banjir bandang merupakan suatu proses aliran air yang deras dan pekat karena disertai dengan muatan masif bongkah-bongkah batuan dan tanah (sering pula disertai dengan batang-batang kayu) yang berasal dari arah hulu sungai. Selain berbeda dari segi muatan yang terangkut di dalam aliran air tersebut, banjir bandang ini juga berbeda dibandingkan banjir biasa. Sebab, dalam proses banjir ini, terjadi kenaikan debit air secara tiba-tiba dan cepat meskipun tidak diawali dengan turunnya hujan.

Pemukiman di lereng bukit harus selalu memperhatikan kondisi bukit diatasnya.

Banjir ini terjadi umumnya dengan diawali oleh proses pembendungan alamiah di daerah hulu sungai yang berada pada lereng-lereng perbukitan tinggi. Pembendungan alamiah ini sering terjadi sebagai akibat terakumulasinya endapan-endapan tanah dan batuan yang longsor dari bagian atas lereng. Proses pembendungan alamiah ini dapat terjadi secara lebih cepat apabila disertai dengan penumpukan batang-batang kayu yang terseret saat longsor terjadi.

Kondisi cuaca ekstrim memungkinkan sebagai pemicu longsoran dan banjir bandang.

Coba perhatikan muka air tanah (warna biru) yang terpotong oleh garis-garis terputus. Disitu berarti air tanahnya terkuak dan air tanah itu keluar seperti mata air yang akhirnya menjadi sumber air ketika longsoran itu berubah menjadi banjir air lumpur pada akhirnya.

Tentusaja lebih mudah dimengerti apabila kita melihat cara tiga dimensi. Seperti morfologi dari sekitar Wasior.

Peta Wasior, Terlihat bukit di atas Wasior membentuk sebuah lembah panjang yang memungkinkan terbentuknya bendungan alami.

Kita lihat pada peta diatas bahwa Wasior terletak dibagian bawah dari sebuah bukit memanjang yg dikenal dengan nama Semenanjung Wandamen (Semenanjung Wasior) trimakasih koreksinya Mas Ismail Widodo

Dalam peta interaktif dapat dilihat seperti morfologi di daerah ini.


View Larger Map

Lihat disebelah Selatan Wasior terdapat bentuk kipas aluvial yang rona cerah. Ini menunjukkan bahwa daerah ini memang sangat rentan dan sangat rawan terjadinya banjir bandang.

Bagaimana dengan pembalakan hutan yang dicurigai itu ?

Menurut Bu Rita, tidak tertutup kemungkinan bahwa penumpukan batang-batang kayu di daerah hulu ini akibat pembalakan hutan. Bagaimana kita dapat menduga bahwa kayu-kayu yang tertumpuk adalah akibat pembalakan hutan atau akibat pohon-pohon yang tumbang yang terseret saat longsor di bagian atas lereng lembah terjadi. Apabila kayu yang terseret oleh arus banjir bandang ini merupakan kayu gelodongan dengan ukuran teratur dan tampak terpotong secara seragam (tidak disertai adanya akar-akar pohon), tumpukan kayu yang membendung lembah di hulu sungai adalah hasil tebangan pohon oleh manusia. Namun, apabila kayu-kayu yang terseret banyak disertai dengan akar-akar dan ranting-ranting pohon, sangat mungkin bahwa tumpukan kayu-kayu yang membendung hulu sungai terjadi secara alamiah akibat longsor yang menyeret pohon-pohon di permukaan lereng.

Wasior dan daerah yang rawan banjir bandang Rona cerah menunjukkan longsoran (banjir bandang) dimasa lampau.

:( “Pakdhe, konon katanya di Wasior kayu-kayu yang ikut meluncur ini terpatah dan terpotong secara alami ya ?”

:D “Ya, kalau cuman sedikit yang diketemukan terpotong rapi berarti ulah manusia penyebab longsoran banjir bandang ini lebih banyak karena faktor alami”

Jadi, banjir bandang dapat pula dipicu oleh longsor dan pembendungan di daerah hulu, yang umumnya dicirikan dengan munculnya kenampakan berupa bekas-bekas longsor di bagian atas lembah sungai yang terbendung. Kenampakan bekas longsor ini dicirikan oleh terbentuknya torehan-torehan lengkung pada lereng-lereng di daerah hulu sungai. Contohnya adalah kejadian banjir bandang di Sungai Bahorok pada 2003 yang juga disertai puluhan torehan-torehan longsor pada lereng Gunung Leuser. Torehan-torehan ini dapat mudah diamati dari atas melalui citra satelit, foto udara, atau inspeksi udara dengan helikopter/pesawat terbang.

(From: Dongeng Geologi http://rovicky.wordpress.com)

Sudah tidak saktikah mbah Marijan?

Banyak yang bertanya-tanyi “Mengapa rumah penunggu Gunung Merapi, mBah Maridjan pun bisa tersapu awan panas, padahal sudah sejak beliau lahir tempat tinggalnya aman-aman saja ?“.

Kali ini dongengan geologi menjelaskan bukan dari sisi klenik dan metafisik. Tetapi mencoba menjelaskan berdasarkan pengamatan geologis daerah seputar Gunung Merapi, terutama sekitar Rumah Mbah Maridjan.

:( “Looh Pakdhe, memangnya penyebabnya itu klenik atau pertunjukan gejala Volcano geologi sih ?”

:D “Thole, penjelasan ini hanyalah salah satu dari sekian penjelasan yang ingin diketahui. Kamu boleh memilih mana yang kamu percayai. Bahkan simbah juga punya keyakinannya sendiri yang harus dihormati”

Lokasi rumah Mbah Maridjan

Rumah Mbah Maridjan berada pada dusun Kinahrejo yang berjarak sekitar 4.5 Km dari puncak merapi. Sebenarnya lokasi dusun Kinahrejo berupa sebuah punggungan bukit kecil yang merupakan lokasi dusun paling tinggi di selatan Gunung Merapi.

Lokasi Rumah Mbah Maridjan 4.5 Km dari Puncak Merapi.

Rumah Mbak Maridjan terletak di lereng selatan Gunung Merapi. Tempat tinggalnya sebnernya berada pada sebuah punggungan bukit yang memanjang. Disebelah timurnya ada (bekas) taman wisata Kali Adem, sedangkan disebelah baratnya ada tempat wisata Kaliurang. (Bekas) Taman wisata Kaliadem ini terkena Volcanic avalances (Awanpanas) pada tahun 2006 lalu. Gambar diatas yang berwarna putih menunjukkan lokasi bunker dimana ada dua korban didalamnya.

Luncuran Sebelum 2006

Luncuran sebaran awan panas 1911-2006 (sumber : Badan Geologi)

Sebelum tahun 2006, luncuran awan panas hampir salalu mengarah ke barat lihat peta diatas ini. Pada tahun-tahun 1911-2006, luncuran ini dikontrol morfologi puncak merapi, dimana dibagian barat terdapat lubang, sedangkan bagian timur terdapat dinding. Disebelah selatan ada sebuah batu besar yang disebut Gegerboyo (punggung buaya), karena mirip dengan punggungan buaya.

Memang luncuran juga pernah terjadi kearah selatan, bahkan hingga sangat jauuh. Namun secara umum luncuran awanpanas Gunung Merapi ini mengarah ke barat. Pada tahun 1994, awanpanas pernah melanda sebelah barat Lokasi Wisata Kaliurang.

Awan Panas tahun 2006.

Dinding Gegerboyo ini runtuh sebelum terjadinya gempa Jogja pada 27 Mei 2006 terjadi gempa Jogja dengan kekuatan magnitude hingga 6.3. Keruntuhan geger boyo ini menyebabkan luncuran awanpanas pada erupsi tahun 2006 mengarah ke selatan. Luncuran ini sempat memunculkan tragedi yg pernah ditulis sebelumnya disini : aman terkendali" href="http://rovicky.wordpress.com/2010/10/28/2010/10/25/efusif-bukan-berarti-aman-terkendali/">Tragedi Bunker Merapi 2006 – Efusif bukan berarti aman terkendali

Luncuran awan panas pada tahun 2006 ini mengarah keselatan setelah runtuhnya Gegerboyo. Luncuran awanpanas ini mengenai bukit dan berbelok sedikit kebarat kemudian menuju kebawah hingga menutup bunker yang menelan dua korban jiwa.

Arah luncuran Awanpanas 2006 dan 2010.

Luncuran awanpanas 2010

Tahun 2010 ketika terjadi luncuran tentusaja daerah rendahan yang sebelumnya dipakai untuk lewatnya awanpanas terisi oleh material-material yang terbawa tahun 2006, juga hasil endapan lahar yang terangkut oleh air hujan. Sehingga menyebabkan jalur tempat luncuran sebelumnya menjadi “terisi” dan dangkal.

Karena topografi serta morfologi bentuk alurnya berubah tentusaja aliran awanpanas juga berubah mengikuti jalur yang lain. Sangat naas bagi daerah Dusun Kinahrejo, yang sebelumnya aman menjadi jalur aliran debu ujung dari awan panas ini.

Hal inilah yang menyebabkan mengapa jalur luncuran awanpanas 2010 berbeda dengan jalur tahun 2010.

Perubahan jalur awanpanas

Secara grafis digambarkan disebelah ini.

Awan panas pada dasarnya terisi oleh material campuran pasir, batu, kerakal, kerikil, pasir hingga debu volkanik. Untuk melihat bagaimana luncurannya silahkan dilihat di video sebelumnya disini :

Awan Panas Merapi dalam Video [Pyroclastic flow]

Setiap aliran awanpanas didalamnya terdapat material piroklastik terisi oleh material campuran pasir, batu, kerakal, kerikil, pasir hingga debu volkanik memiliki volumenya hingga jutaan meterkubik. Material ini akan mengisi jalur-jalur ini sehingga menyebabkan alurnya berubah.

Ketika ada luncuran berikutnya tentusaja akan mengikuti pola airan yang “baru”, dan tidak mengikuti aliran yang lama.

BERUBAH !

Pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini adalah, alam itu selalu berubah sehingga manusia harus ikut bersama-sama alam berubah supaya tidak terkejut adanya perubahan-perubahan yang mungkin akan mengancam dirinya.

:( “Oooh jadi bukan berarti Mbah Marijan sudah tidak sakti lagi ya Pakdhe?”

:D “Looh Thole, Mbah Maridjan pernah ngendiko (mengatakan), bahwa beliau haya penunggu gunung, bukan pawang penakluk gunung. Itulah sebabnya beliau tetap setia menunggu gunung ini sesuai dengan tugas dan kewajiban yang diyakininya sebagai amanah”

Selamat Jalan Mbah Maridjan. Semoga Yang Maha Kuasa dan Maha Mengerti akan menerima siMbah disisi terbaikNya. Amien.

( Sumber dongeng geologi http://rovicky.wordpress.com)