Welcome

Welcome to this blog!

Di blog ini Anda dapat mencari artikel-artikel, materi pelajaran bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia dan Bahasa Indonesia untuk SMP dan SMA.
Anda juga dapat mencari link sekolah maupun perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri. Seperti misalnya Universitas California, MIT dan sebagainya.
Anda juga dapat mendapatkan informasi tentang bea siswa dalam dan luar negeri.
Bagi yang memiliki materi yang ingin ditayangkan di blog ini kirimkan ke E-Mail saya intankierana@gmail.com .

Terima kasih.

Intan Kirana

Minggu, 17 Oktober 2010

Mobil Dinas dan Laptop Rawan Korupsi

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan akan memeriksa kembali anggaran pengadaan mobil dinas dan notebook dalam RAPBN 2011 yang ditengarai rawan korupsi.

"Saya akan cek dahulu mengenai detil kekhawatiran mengenai pengadaan notebook dan mobil dinas. Saya ingin melihat pada area apa yang dikhawatirkan," kata Menkeu di Kantor Menteri Koordinator Perekonomian Jakarta, Senin.

Menurut Menkeu, pihaknya tengah melakukan pembahasan kembali di tingkat internal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebelum RAPBN 2011 dibawa ke Badan Anggaran DPR-RI.

"Kita masih dalam tahapan pembahasan untuk pengesahan RAPBN 2011 yang rencananya 26 Oktober 2010," katanya.

Ia menyebutkan, masukan dari pihak yang menilai anggaran mobil dinas dan notebook perlu diperhatikan karena memang harga satuannya lebih tinggi.

"Jadi nanti diperiksa dahulu mengapa harga satuannya lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi riil, maka sebelumnya akan diperiksa dahulu," katanya.

Sebelumnya Koalisi LSM untuk APBN Kesejahteraan menengarai pengadaan mobil dinas dan notebook dalam RAPBN 2011 di Kemenkeu rawan korupsi. Pihak tersebut mencium adanya pemborosan bahkan berpotensi korupsi.

"Pengadaan kendaraan dinas sebanyak 3.927 buah senilai Rp349,117 miliar dan 3.109 notebook senilai Rp32,5 miliar yang akan diadakan pada APBN 2011 berpotensi korupsi," Ketua Koalisi LSM untuk APBN Kesejahteraan, Yuna Farhan yang juga merupakan Sekjen FITRA.

Yuna menjelaskan, data yang disampaikan merupakan sampel dari beberapa kementerian. Namun, data itu belum keseluruhan kementerian.

"Kami kesulitan menghitung potensi kerugian negara, karena ini hanya beberapa kementerian dan ada masalah dalam format anggaran tiap kementerian," jelasnya.

Yuna menambahkan, dalam peraturan Menteri Keuangan, harga mobil dinas untuk pejabat Eselon I maksimal Rp400 juta. Namun pada temuan timnya, anggaran mencapai Rp506 juta. Sedangkan untuk notebook tercantum dianggarkan Rp25 juta perbuah, padahal harga di pasaran Rp15 juta sudah sangat baik.