Zat organik yang terkandung dalam limbah cair industri pangan akan mengalami oksidasi sehingga dapat menurunkan kadar oksigen dari perairan. Kadar oksigen dalam air yang sering kita sebut DO (dissolved Oxygen). DO yang rendah dapat membahayakan komunitas air seperti ikan atau organisme yang lain. Banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri aerob untuk mengurai limbah organik disebut BOD ( Biological Oxygen Demand). Bila BOD terlalu tinggi akan menimbulkan bau yang tidak sedap karena oksidasi berlangsung tanpa oksigen atau anaerob. Oksidasi anaerob ini akan menghasilkan gas NH3, CH4, dan H2S.
Limbah cair industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan. Jumlah dan karakteristik air limbah industri bervariasi menurut jenis industrinya. Contohnya adalah industri tahu dan tempe. Industri tahu dan tempe mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton tahu atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3.000 – 5.000 Liter. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu. Pada Tabel 1 dapat dilihat bagaimana karakteristik pencemar yang berasal dari limbah pabrik tahu.
Pada umumnya penanganan limbah cair dari industry ini cukup ditangani dengan system bilogis, hal ini karena polutannya merupakan bahan organic seperti karbohidrat, vitamin, protein sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan secara biologis. Tujuan dasar pengolahan limbah cair adalah untuk menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-kadang juga untuk penyisihan unsur hara (nutrien) berupa nitrogen dan fosfor.
Diambil dari :berbagai sumber